Agar Anak Dapat Terbiasa Membaca Al-Qur'an dengan Sendirinya ~ Pendidikan Anak-Anak

Rabu, 11 Desember 2013

Agar Anak Dapat Terbiasa Membaca Al-Qur'an dengan Sendirinya


Belajar membaca al-Qur'an harus ditanamkan kepada anak-anak sejak ia berusia dini. Bahkan sejak masih dalam kandungan. Jangan sampai kita terlambat dalam mendidik anak-anak kita. Semakin lama usia anak, semakin sulit untuk diajari membaca al-Qur'an. 
ungguh suatu kebahagiaan dan kenikmatan yang besar karena kita sebagai umat Islam telah memiliki al-Qur'an dengan berbagai mukjizat-mukjizat yang yang terkandung di dalamnya. Seperti, dengan membaca al-Qur'an dapat mendatangkan pengaruh yang besar bagi kehidupan jasmani serta rohani kita. Jika mendengar musik klasik dapat mempengaruhi kecerdasan intelektual (IQ) dan kecerdasan emosional (EQ), bagaimana dengan mendengarkan atau membaca al-Qur'an? tentunya dapat mempengaruhi lebih dari itu, karena al-Qur'an adalah mukjizat yang begitu besar bagi kita semua. Dari sini, banyak peneliti telah melaksanakan penelitan untuk menguak kedahsyatan al-Qur'an dan al-hasil dari penelitiannya telah meyakinkan mereka betapa hebatnya mukjizat al-Qur'an.

      Dr. Al Qadhi, melalui penelitiannya yang panjang dan serius di Klinik Besar Florida Amerika Serikat, berhasil membuktikan hanya dengan mendengarkan bacaan ayat-ayat al-Qur'an, seorang Muslim, baik mereka yang berbahasa Arab maupun bukan, dapat merasakan perubahan fisiologis yang sangat besar. Penurunan depresi, kesedihan, memperoleh ketenangan jiwa, menangkal berbagai macam penyakit merupakan pengaruh umum yang dirasakan orang-orang yang menjadi objek penelitiannya. Penemuan sang dokter ahli jiwa ini tidak serampangan. Penelitiannya ditunjang dengan bantuan peralatan elektronik terbaru untuk mendeteksi tekanan darah, detak jantung, ketahanan otot, dan ketahanan kulit terhadap aliran listrik. Dari hasil uji cobanya ia berkesimpulan, bacaan al-Quran berpengaruh besar hingga 97% dalam melahirkan ketenangan jiwa dan penyembuhan penyakit. 

       Penelitian Dr. Al Qadhi ini diperkuat pula oleh penelitian lainnya yang dilakukan oleh dokter yang berbeda. Dalam laporan sebuah penelitian yang disampaikan dalam Konferensi Kedokteran Islam Amerika Utara pada tahun 1984, disebutkan, al-Qur'an terbukti mampu mendatangkan ketenangan sampai 97% bagi mereka yang mendengarkannya.
 
      Selain itu, al-Qur'an juga dapat memberikan pengaruh besar jika diperdengarkan kepada bayi. Hal ini diungkapkan oleh Dr. Nurhayati dari Malaysia dalam Seminar Konseling dan Psikoterapi Islam di Malaysia pada tahun 1997 bahwa seoraang bayi yang masih berusia 48 jam dan kemudian diperdengarkan kepadanya lantunan ayat-ayat al-Qur'an dari tape recorder telah menunjukkan respon tersenyum dan dapat menjadikan sang bayi tersebut merasa tenang dan nyaman.

      Untuk itu, pendidikan membaca al-Qur'an sanagatlah penting diberikan oleh anak- anak, bahkan dari usia sedini mungkin. Ibnu Khaldun dalam kitabnya al-Muqaddimah mengatakan, mengajarkan al-Qur'an kepada anak kecil merupakan salah satu bentuk syiar agama yang dilakukan oleh orangtua di berbagai kawasan Islam. Mengajarkan al-Qur'an, menurut Direktur Satu Langit Farid Ma'ruf, harus dimulai sejak anak masih dalam kandungan, yakni dengan cara sang ibu membaca al-Qur'an secara rutin. "Dengan belajar al-Qur'an sejak dini bisa terbentuk akidah yang kokoh pada diri anak," paparnya.

      Menurud Farid, anak-anak biasanya akan terpengaruh dengan lingkungan tempat tinggal. Ketika anak-anak seusianya banyak yang belajar mengaji, tidak menutup kemungkinan anak ini akan ikut mengaji, begitu pula sebaliknya. Tetapi yang penting adalah menciptakan lingkungan yang kondusif. "Jika orangtua mengharapkan anaknya mau belajar membaca al-Qur'an, tentu orangtuanya juga harus memberikan contoh kepada anaknya. Misalnya setiap habis shalat orangtua membaca al-Qur'an dengan rutin. Maka, secara perlahan anak akan mengikuti apa yang telah orangtuanya lakukan," jelasnya.

      Selain itu, orangtua harus pandai-pandai menciptakan suasana yang menyenangkan agar anak tidak merasa terbebani dan membosankan. Orangtua juga harus pandai dalam memperhatikan kondisi anak. Jangan sampai ketika anak diajak belajar ternyata ia sedang sakit, mengantuk, lapar. Permasalahan-permasalahan jasmani yang membuat anak terganggu belajarnya mungkin wajar. Namun permasalahan rohani, orangtua harus mewaspadai dan bertindak cepat dalam menanganinya. Misalnya malas, jenuh, dan tidak punya gairah dalam belajar, orang tua harus pandai-pandai menggugah semangat anak agar terus mau belajar tanpa paksaan. Intinya tanamkan "keikhlasan" kepada anak untuk membaca al-Qur'an, selanjutnya "kesadaran" akan timbul kepada anak dengan sendirinya.

      Supaya anak cepat bisa membaca al-Qur'an, gunakan indra pendengarannya. Pada awalnya mungkin anak hanya akan menghafal, belum bisa membaca. Tetapi dengan modal menghafal, anak justru mudah membaca al-Qur'an. Cara lain, dengan menggantungkan atau menempel huruf-huruf hijaiyah di dinding dekat tempat anak biasa bermain. Dengan membuat kuis, mengacak huruf hijaiyah, kemudian anak disuruh menjawabnya. Bila anak mampu untuk menjawab dengan benar, maka jangan lupa orangtua memberi pujian atau bisa memberikan hadiah (cium sayang, atau hadiah yang sesui dengan kondisi anak). Jika hal ini dilakukan sejak dini, maka pada usia 7 tahun, anak anak terbiasa mengaji. tanpa harus diperintah oleh orangtuanya,  anak-anak akan disiplin membaca al-Qur'an.

1 komentar:

  1. Amazing blog and very interesting stuff you got here! I definitely learned a lot from reading through some of your earlier posts as well and decided to drop a comment on this one!

    BalasHapus